ARTIKEL
PENGANTAR
BISNIS
PROMOSI
DAN PEMASARAN YANG BERETIKA
2012/2013
Yolenta
Flonsari
1EB25
27212851
PROMOSI
DAN PEMASARAN YANG BERETIKA
A . Pengertian
Promosi dan Pemasaran memang membutuhkan etika yang baik
agar suatu usaha yang dijalankan tidak menyinggung pihak lain agar tidak terjadi kesalahpahaman
antar pihak yang nantinya akan menimbulkan masalah baru bagi suatu perusahaan
tersebut.
Etika yang baik itu
meliputi :
·
Tidak menyinggung produk yang
dikeluarkan pihak lain .
·
Tidak menyelipkan kata-kata yang tidak
bagus dalam proses akhir pemasaran tersebut .
·
Pastikan barang yang kita (suatu
perusahaan) buat sama persis dengan apa yang dipasarkan, dll .
Etika pemasaran
berkaitan dengan keputusan pemasaran yang menyangkut etika. Etika adalah
sesuatu yang bersifat tidak tetap, benar salah sebuah keputusan tergantung dari
pola pandang dipakai.
Contoh : Pernahkah anda melihat tulisan bebas lemak pada produk-produk makanan? Apa yang ada di pikiran anda ketika melihat tulisan tersebut? Tulisan tersebut bisa saja benar bahwa makanan tersebut tidak mengandung lemak, tetapi seringkali konsumen lupa bahwa makanan tersebut masih mengandung kalori. Pola pandang ini disadari oleh produsen dan digunakan dalam promosi produknya. Etis kah mereka berbuat demikian?
Dengan adanya dilema mikro-makro dan etika pemasaran, maka produsen membutuhkan sebuah patokan/pedoman untuk mengambil keputusan. Pada saat inilah konsep pemasaran (marketing concept) dipakai sebagai patokan/pedoman.
Konsep pemasaran yang merupakan pertemuan antara kepuasan konsumen, total usaha perusahaan, dan keuntungan atau tujuan jangka panjang lainnya merupakan patokan/pedoman untuk membuat suatu keputusan pemasaran. Hanya saja yang perlu diingat hendaknya kesejahteraan konsumen (consumer welfare) dalam jangka panjang dimasukkan ke dalam ruang lingkup kepuasan konsumen.
Contoh : Pernahkah anda melihat tulisan bebas lemak pada produk-produk makanan? Apa yang ada di pikiran anda ketika melihat tulisan tersebut? Tulisan tersebut bisa saja benar bahwa makanan tersebut tidak mengandung lemak, tetapi seringkali konsumen lupa bahwa makanan tersebut masih mengandung kalori. Pola pandang ini disadari oleh produsen dan digunakan dalam promosi produknya. Etis kah mereka berbuat demikian?
Dengan adanya dilema mikro-makro dan etika pemasaran, maka produsen membutuhkan sebuah patokan/pedoman untuk mengambil keputusan. Pada saat inilah konsep pemasaran (marketing concept) dipakai sebagai patokan/pedoman.
Konsep pemasaran yang merupakan pertemuan antara kepuasan konsumen, total usaha perusahaan, dan keuntungan atau tujuan jangka panjang lainnya merupakan patokan/pedoman untuk membuat suatu keputusan pemasaran. Hanya saja yang perlu diingat hendaknya kesejahteraan konsumen (consumer welfare) dalam jangka panjang dimasukkan ke dalam ruang lingkup kepuasan konsumen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar