USAHA ICE CREAM RUMAHAN ”RAGUSA”
Kedai es krim buatan rumahan masih bertahan di
sudut-sudut Jakarta. Bahkan ada kedai yang usianya sudah puluhan tahun. Tanpa
pengawet, mereka bersaing dengan es krim buatan pabrik berskala besar. Dari es
krim buatan rumahan, sebuah kedai bisa meraup omzet hingga
Rp 75 juta sebulan.
Tiga kedai es krim buatan rumahan bertahan sampai 20 tahun di Jakarta. Malah, ada kedai es krim yang sudah berdiri sejak 1932. Kedai es krim yang berpusat di Jalan Veteran Nomor 1 Jakarta Pusat ini namanya Ragusa. Banyak ragam es krim di Ragusa, seperti Spaghetti Ice Cream dan Banana Split yang paling digemari pembeli. Keduanya dipasang di harga Rp 27.000. Adapun varian es krim lain harganya Rp 4.000 per scoop.
Seluruh es krim Ragusa cepat meleleh lantaran tak pakai bahan pengawet. "Dulu kami mendatangkan bahan baku dari Italia. Sejak 1990 kami memasok bahan dari Australia dan Singapura," kata Sias Mawarni, pemilik Ragusa.
Setiap hari, lebih dari 100 pengunjung datang ke Ragusa. Jumlah ini belum termasuk pengunjung di kedai cabang Ragusa yang berada di Kompeks Duta Merlin, Arena PRJ Kemayoran Jakarta, serta Cipanas, Jawa Barat. Dengan asumsi 100 pengunjung sehari, Ragusa pusat bisa meraup omzet Rp 75 juta sebulan. Sampai saat ini Sias dan suaminya, Buntoro Kurniawan, masih mengasuh lima kedai Ragusa.
Rp 75 juta sebulan.
Tiga kedai es krim buatan rumahan bertahan sampai 20 tahun di Jakarta. Malah, ada kedai es krim yang sudah berdiri sejak 1932. Kedai es krim yang berpusat di Jalan Veteran Nomor 1 Jakarta Pusat ini namanya Ragusa. Banyak ragam es krim di Ragusa, seperti Spaghetti Ice Cream dan Banana Split yang paling digemari pembeli. Keduanya dipasang di harga Rp 27.000. Adapun varian es krim lain harganya Rp 4.000 per scoop.
Seluruh es krim Ragusa cepat meleleh lantaran tak pakai bahan pengawet. "Dulu kami mendatangkan bahan baku dari Italia. Sejak 1990 kami memasok bahan dari Australia dan Singapura," kata Sias Mawarni, pemilik Ragusa.
Setiap hari, lebih dari 100 pengunjung datang ke Ragusa. Jumlah ini belum termasuk pengunjung di kedai cabang Ragusa yang berada di Kompeks Duta Merlin, Arena PRJ Kemayoran Jakarta, serta Cipanas, Jawa Barat. Dengan asumsi 100 pengunjung sehari, Ragusa pusat bisa meraup omzet Rp 75 juta sebulan. Sampai saat ini Sias dan suaminya, Buntoro Kurniawan, masih mengasuh lima kedai Ragusa.
Setiap usaha pasti ada kekuatan dan kelemahannya,
kekuatan usaha eskrim rumahan ini karena semua bahan yang digunakan tidak
mengandung bahan pengawet sehingga tidak membahayakan pembeli, dan harganya yg
terjangkau membuat kedai eskrim ini jarang sekali sepi apalagi dengan cuaca
saat ini yg demikian panasnya ,. Namun jika musim hujan tiba kelemahan usaha
ini akan terlihat oleh sebab itu pemilik harus mempersiapkan cara jitu untuk
tetap mempertahankan pelanggannya agar tidak berhenti mengonsumen eskrim yg dia
bersama anakbuahnya buat.
1
Peluang usaha seperti ini sangatlah mudah untuk
berkembang, kembali lagi karna kejujuran dalam mengolah usaha dan minat
pelanggan akan eskrim-eskrim lezat penghilang dahaga ininya lah yang nantinya
akan menjadi berkembangnya peluang-peluang untuk sukses .
Namun jikalau usaha ini sudah punya peluang yang baik
untuk sukses janganlah untuk merubah image baik yang sudah didirikan sejak awal
oleh kedai eskrim ini, karna jika sang pemilik tidak mempunyai kreatifitas
lain, kemungkinan besar akan jadi ancaman terburuk untuk kedai ini, misalnya
pelanggan akan bosan dengan menu yang itu-itu saja oleh sebab itu sang pemilik
harus memiliki ciri-ciri Wirausaha yang handal supaya kedai eskrim ini tetap
bersaing dengan usaha lain .
2
Indah
Pertiwi
Shanty
Dewi
Yolenta
Flonsari
1EB25
Ingin usaha anda sukses?
BalasHapusKlik Disini